Tuesday, March 17, 2009

KAMPANYE TV SEHAT, MENGAPA PERLU ADA TV SEHAT ?


Anak merupakan kelompok pemirsa yang paling rawan terhadap dampak negatif siaran TV.
Data th 2002 mengenai jumlah jam menonton TV pada anak adalah 30-35 jam/minggu atau 1560-1820 jam/ tahun . Angka ini jauh lebih besar dibanding jam belajar di sekolah dasar yang tidak sampai 1000 jam/tahun.

idak semua acara TV aman untuk anak. Bahkan, “Kidia” mencatat bahwa acara untuk anak yang aman hanya lk. 15% saja. Oleh karena itu harus betul-betul diseleksi.
Saat ini jumlah acara TV untuk anak usia prasekolah dan sekolah dasar perminggu sekitar 80 judul ditayangkan dalam 300 kali penayangan selama 170 jam. Padahal dalam seminggu ada 24 jam x 7 = 168 jam! Jadi, selain sudah sangat berlebihan, acara untuk anak juga banyak yang tidak aman.

Acara TV bisa dikelompokkan dalam 3 kategori: Aman, Hati-hati, dan Tidak Aman untuk anak.

Acara yang ‘Aman’: tidak banyak mengandung adegan kekerasan, seks, dan mistis. Acara ini aman karena kekuatan ceritanya yang sederhana dan mudah dipahami. Anak-anak boleh menonton tanpa didampingi.

Acara yang ‘Hati-hati’: isi acara mengandung kekerasan, seks dan mistis namun tidak berlebihan. Tema cerita dan jalan cerita mungkin agak kurang cocok untuk anak usia SD sehingga harus didampingi ketika menonton.

Acara yang “Tidak Aman”: isi acara banyak mengandung adegan kekerasan, seks, dan mistis yang berlebihan dan terbuka. Daya tarik yang utama ada pada adegan-adegan tersebut. Sebaiknya anak-anak tidak menonton acara ini.
TV Sehat adalah cara menggunakan atau mengkonsumsi TV dengan cara yang sehat, yakni tidak lebih dari 2 jam sehari dan memilih acara yang aman dan bermanfaat.

Dampak Menonton TV

Menonton TV bisa diumpamakan dengan makan. Kalau yang ditonton adalah materi yang baik maka akan memberikan manfaat tapi kalau yang ditonton adalah materi ‘sampah’ maka dapat membuat sakit orang yang mengkonsumsi.

Dampak-dampak menonton TV yang sering ditemukan adalah:

Dampak menonton TV terhadap perkembangan otak anak usia 0-3 tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.

Anak-anak merupakan target pengiklan yang utama sehingga mendorong mereka menjadi konsumtif.

Anak yang banyak menonton TV namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi. Mereka bisa jadi berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.
Bahasa televisi simpel, memikat, dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar.

Terlalu sering menonton TV dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola pikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, kreativitas dan perkembangan kognitifnya.
Tayangan-tayangan tertentu yang bermutu dapat menjadi sumber belajar sehingga dapat membantu anak memahami dunia sekitarnya, memperkaya pengalaman hidup, menambah pengetahuan umum, dan melengkapi pelajaran di sekolah.

Apa yang bisa dilakukan?

# Lakukan pendampingan aktif selama amak menonton TV.
# Memilih program yang paling sesuai untuk usia anak.
# Sebaiknya letakkan di ruang tengah sehingga orangtua atau orang lain dapat dengan mudah mengetahui acara apa yang ditonton oleh anak-anak.
# Coba tanyakan pada anak, film apa atau acara apa yang mereka suka sehingga kita bisa membantu mempertimbangkan apakah acara tersebut pantas atau tidak untuk anak seusia mereka.
# Diskusikan dan bahas acara-acara yang sudah ditonton bersama anak. Ajak mereka untuk menilai karakter tokoh utamanya dan kelakuan tokoh lain dalam acara itu secara positif.
# Jika orangtua memutuskan untuk mengurangi menonton TV atau bahkan mematikan pesawat TV, maka banyak hal yang bisa dilakukan oleh anak-anak baik oleh mereka sendiri maupun bersama anggota keluarga yang lain seperti misalnya:
1. Mengajak anak untuk pergi ke tempat-tempat rekreasi seperti misalnya ke Kebun Raya, tempat outbond.
2. Membaca. Ajaklah anak ke taman-taman bacaan. Biarkan buku-buku terjangkau dengan mudah oleh anak. Berikan buku sebagai hadiah. Membacalah dengan anak. Tanyakan pada mereka buku yang mereka baca.
3. Hiking. Lazimnya hiking dilakukan di tempat-tempat yang banyak pohon-pohonnya atau bahkan di hutan. Jika di kota tidak memungkinkan, berjalan-jalan di taman kota atau tempat lain yang representatif bisa menjadi alternatif.
4. Bersepeda atau kegiatan olahraga lainnya. Kegiatan ini bisa dilakukan anak bersama teman-teman mereka atau seluruh anggota keluarga. Cari tempat yang aman dan nyaman.

Sumber :
http://www.kidia.org/statik/banner/kampanye_tv/
17 Maret 2009

Sumber Gambar :
http://www.kidia.org/statik/banner/kampanye_tv/
http://irahayu07.files.wordpress.com/2008/07/baby_tv2.jpg
http://pertekkom.blogdetik.com/files/2008/04/televisi.jpg

No comments:

Post a Comment